Thursday, March 5, 2009

Anggrek Lereng Selatan Gunung Merapi

Familia Orchidaceae (keluarga anggrek) merupakan kelompok tumbuhan yang jumlah anggotanya paling besar kedua setelah familia Asteraceae. Di dunia ini diperkirakan terdapat ± 20.000 jenis anggrek (Bremer, et al., 1999). Penyebaran anggrek terutama adalah di daerah tropis yang kaya akan hutan tropisnya, terutama untuk jenis jenis anggrek epifit. Indonesia sebagai salah satu negara tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, diperkirakan memiliki kekayaan anggrek sebanyak 5000 jenis yang tersebar di Nusantara. Ini berarti ± ¼ jenis anggrek di dunia berada di Indonesia. Pulau dengan jenis anggrek terbanyak adalah pulau Irian dengan jumlah 2000 jenis (Schuiteman, 1995).

Di Jawa secara keseluruhan terdapat 731 species anggrek yang terdiri dari 130 genera. Jawa tidak memiliki genus / marga anggrek yang endemik, sedangkan Kalimantan memiliki 60 genera, Semenanjung Malaysia 41 genera, dan Sumatera 17 genera. Di Bali hanya terdapat 1 jenis anggrek endemik yaitu Calanthe baliensis J.J.Wood & J.B. Comber. Jenis endemik di Jawa yang sangat terkenal adalah Vanda tricolor Lindl. Walaupun demikian kebanyakan orang tidak menyadari bahwa populasinya di dunia ini hanya terbatas di Jawa dan Bali saja (Whitten, et. al., 1996).

Deskripsi Wilayah Lereng Selatan Merapi

Daerah lereng Selatan Merapi merupakan daerah berbukit dan pegunungan datar. Ada berbagai tipe vegetasi yang melingkupi daerah tersebut, antara lain dataran rumput, semak belukar, dan daerah dengan vegetasi pohon - pohon besar. Beberapa daerah dari vegetasi tersebut masih terkondisikan alami. Struktur vegetasi yang demikian ini merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan anggrek, baik itu anggrek tanah maupun anggrek epifit.

Jenis Anggrek di Lereng Selatan Merapi
Banyak yang belum diketahui tentang keanekaragaman jenis anggrek terutama jenis anggrek species yang ada di sekitar lereng Selatan Merapi. Backer (1968) dan Comber (1990) hanya memberikan sedikit informasi tentang keberadaan anggrek di Gunung Merapi.

Keberadaan anggrek di lereng Selatan Merapi harus diketahui dari segi jenis dan distribusinya. Sehingga usaha konservasi yang lebih mengutamakan pada sumber plasma nutfah anggrek akan lebih mudah. Langkah pertama yang sangat penting adalah dengan koleksi dan identifikasi secara benar.

Eksplorasi Anggrek

Beberapa langkah awal telah dilakukan adalah eksplorasi dan identifikasi anggrek di lereng Selatan Merapi. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 57 jenis anggrek. Kebanyakan anggrek tersebut adalah anggrek epifit (hidup menempel pada pepohonan). Terdapat anggrek yang sangat menarik dan terkenal dari lereng Selatan Merapi yaitu Vanda tricolor Lindl, yang oleh penduduk setempat disebut anggrek pandan. Anggrek yang berbunga putih dengan bercak bercak ungu ini, dulunya sangat banyak dan tumbuh liar di pohon pohon Dadap (Erythrina lithosperma). Tetapi saat ini sangat sulit menjumpai anggrek tersebut di habitat aslinya. Karena anggrek anggrek tersebut telah diambil dari habitatnya untuk dikoleksi atau dijual. Anggrek lain yang juga menarik adalah anggrek kantong, Paphiopedilum javanicum (Reinw. ex Lindl) Pfitz. Anggrek tanah ini tumbuh di antara rumput - rumputan. Tetapi sayang anggrek ini juga sangat sulit dijumpai di habitatnya saat ini.

Terdapat juga anggrek yang nilai komersialnya kurang atau bahkan tidak ada. Biasanya anggrek tersebut adalah anggrek yang bisa dikatakan tidak menarik, karena bunganya kecil, bentuk dan warnanya juga tidak menarik. Anggrek yang demikian disebut sebagai anggrek botanik, yaitu anggrek yang jika dilihat dari sudut ilmu pengetahuan, khususnya taksonomi sangat penting, tetapi secara ekonomis kurang. Beberapa jenis anggrek botanik yang unik yang ditemukan adalah jenis jenis anggrek saprofit yaitu Didymoplexis pallens Griff., Epipogium roseum (D. Don) Lindl., dan Gastrodia crispa J.J.Smith. Anggrek ini mempunyai habitat yang khusus yaitu teduh, lembab, dan kaya akan humus. Ada juga jenis anggrek yang mempunyai siklus hidup sangat unik yaitu Nervilia punctata (Bl.) Makino. Pada fase vegetatif hanya berupa umbi dan daun saja. Kemudian disusul fase generatif dimulai dengan gugurnya dan kemudian muncul bunga dari umbinya. Jadi pada anggrek ini tidak pernah dapat dijumpai bunga dan daun muncul bersama sama.

Konservasi

Idealnya, upaya untuk konservasi adalah dengan membiarkan anggrek-anggrek tersebut tumbuh di habitatnya. Tetapi untuk saat ini upaya tersebut sangatlah tidak mungkin. Sebab aktifitas penduduk sekitar dan para pendatang sangat tinggi. Masyarakat banyak yang mengkoleksi anggrek dan kemudian menjualnya, misalnya di Taman Wisata Kaliurang. Atau kadang mendapat pesanan dari seseorang dari luar kota. Keadaan ini sungguh sangat mengkhawatirkan. Kadang-kadang mereka mengambil tanpa memperhatikan populasinya. Disamping itu aktifitas Gunung Merapi sendiri yang tidak stabil. Bencana awan panas / wedhus gembel telah merusak sebagian habitat di bagian lereng Selatan bagian Barat.
Saat ini telah dilakukan koleksi dan budidaya anggrek Vanda tricolor Lindl. Usaha ini dilakukan oleh kelompok karang taruna di Dusun Pelemsari, Desa Cangkringan. Pengembangan budidaya anggrek Vanda tricolor Lindl. masih menggunakan cara yang sangat sederhana. Sehingga pengembangannya kurang maksimal. Usaha ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak yang berminat terhadap usaha konservasi.

Diperlukan orang orang yang cukup mengerti terhadap dunia peranggrekan, yaitu para pembudidaya dan ahli taksonomi anggrek. Akhirnya, siapa saja yang mengerti dan benar benar tertarik pada anggrek haruslah berusaha agar bagian dari hidupan liar ini tetap ada selamanya, untuk meyakinkan bahwa generasi mendatang juga masih dapat menikmati keindahannya.

Daftar Jenis Anggrek di Lereng Selatan Merapi :

1. Acriopsis javanica Reinw. ex Bl.
2. Anoectochilus reinwardtii Bl.
3. Appendicula alba Bl.
4. Appendicula pauciflora Bl.
5. Arundina graminifolia (D.Don.) Hochr.
6. Agrostophyllum sp
7. Bulbophyllum absconditum J.J.Sm.
8. Bulbophyllum flavescence (Bl.) Lindl.
9. Bulbophyllum sp
10. Calanthe flava (Bl.) Morren
11. Ceratostylis backeri J.J.Sm.
12. Ceratostylis sp
13. Coelogyne speciosa (Bl.) Lindl.
14. Coelogyne sp
15. Corymborchis veratrifolia (Reinw.) Bl.
16. Cymbidium lancifolium Hook
17. Cymbidium bicolor Lindl.
18. Dendrobium crumenatum Sw.
19. Dendrobium heterocarpum Wall ex Lindl.
20. Dendrobium mutabile (Bl.) Lindl.
21. Dendrobium saggitatum J.J.Sm.
22. Dendrochilum simile Bl.
23. Didymoplexis pallens Griff.
24. Epipogium roseum (D.Don.) Lindl.
25. Eria iridifolia Hook. f.
26. Eria oblitterata (Bl.) Rchb.f.
27. Eria retusa (Bl.) Rchb.f.
28. Eria veruculosa J.J.Sm.
29. Gastrochilus sororius Schltr.
30. Gastrodia crispa J.J.Sm.
31. Goodyera reticulata (Bl.) Bl.
32. Habenaria multipartita Bl. ex Kraenzl.
33. Habenaria loerzingii J.J.Sm.
34. Liparis pallida (Bl.) Lindl.
35. Liparis montana (Bl.) Lindl.
36. Liparis sp
37. Macodes petola (Bl.) Lindl.
38. Malaxis kobi (J.J.Sm.) J.B.Comber
39. Malaxis koodersii J.J.Sm.
40. Malaxis latifolia J.E.Smith
41. Nervillia punctata (Bl.) Makino
42. Oberonia similis (Bl.) Lindl.
43. Paphiopedilum javanicum (Reinw. ex Lindl) Pfitz.
44. Pecteilis susannae (L) Raf.
45. Phaius tankervilliae (Banks ex l’Herit) Bl.
46. Pholidota globosa (Bl.) Lindl.
47. Pholidota ventricosa (Bl.) Rchb.f.
48. Pholidota carnea (Bl.) Lindl.
49. Phreatia plexauroides Rchb.f.
50. Pteroceras teysmanni (Miq.) Holtt.
51. Schoenorchis juncifolia Bl. ex Reinw.
52. Spathoglottis plicata Bl.
53. Spiranthes sinensis (Pers) Ames
54. Thrixspermum acutilobum J.J.Sm.
55. Trichotosia sp
56. Tropidia curculigoides Lindl.
57. Vanda tricolor Lindl.

Referensi :

Backer, C.A., and R.C.B., Van den Brink, 1968, Flora of Java (Spermatophyte Only), Vol III, N.V.P. Noordhoff Groningen, The Netherland
Bremer, K., et al. 1999, Introduction to Phylogeny and Systematic of Flowering Plants, 5th ed, Department of Systematic Botany, Uppsala University, Sweden
Comber, J.B., 1990, Orchids of Java, Bentham Moxon Trust, Royal Botanic Gardens, Kew, England
Schuiteman, A., 1995, Key to the Genera of Orchidaceae of New Guinea, Flora Malesiana Bulletin 11 (6) : 401 - 424
Suryowinoto, M., 1988, Mengenal Anggrek Alam Indonesia, Penebar Swadaya, Jakarta
Whitten, T., R.E., Soeriatmadja, S.A., Afiff, 1996, Ecology of Java and Bali, Periplus Edition (H.K.) Ltd. Singapore

(Sulistyono / Kanopi Indonesia).

No comments: